17 Oktober 2008

Tip memilih GPS

GPS, atau singkatan dari Global Positioning System, adalah sistem alat untuk menentukan posisi geografis berbasis satelit navigasi. Sedangkan untuk menentukan posisi geografis tersebut, kita gunakan alat yang dikenal dengan GPS receiver. Saat ini GPS receiver dipasaran terdapat berbagai model/tipe dari berbagai pabrikan juga. Setiap pabrikan ternyata fokus pada aplikasi tertentu, yang secara umum dibagi menjadi: navigasi dan survey.

Dengan banyaknya jenis/model/tipe GPS receiver dipasaran, boleh jadi tidaklah mudah bagi seseorang untuk memilih model/tipe yang sesuai dengan kebutuhannya. Beberapa tip berikut bisa dijadikan pertimbangan:

1) Aplikasi: aplikasi berhubungan dengan tujuan; dan tujuan sangat erat dengan tingkat ketelitian yang disyaratkan dalam indutri survey pemetaan yang diterima secara internasional. Misalnya untuk penetapan titik kontrol (benchmark), bisanya ketelitian yang disyaratkan adalah dalam milimeter atau centimeter. GPS receiver yang mampu mencapai ketelitian tersebut adalah tipe survey grade, dual frequency.

2) Cara penyimpanan data. Tidak semua GPS receiver didesain dapat menyimpan data di dalam alat. Receiver yang dapat menyimpan data dilengkapi dengan internal memory atau memori yang dapat ditambahkan, semisal compact flash. Tetapi tidak semua aplikasi memerlukan penyimpanan data di dalam memori receiver, karena boleh jadi datanya disimpan di komputer, misalnya pada aplikasi survey pemetaan batimetik.

3) Data input. Teknik penentuan posisi secara real-time dalam survey pemetaan yang banyak digunakan adalah DGPS dan RTK. Bila aplikasi ini yang dipilih, maka receiver tersebut harus mempunyai fasilitas dapat menerima signal DGPS dan/atau RTK. Tidak semua receiver didesain untuk aplikasi semacam ini, misalnya tipe hand-held dari merek tertentu.

4) Data output. Hampir semua alat survey kini didesain memiliki data digital. Tinggal permasalahannya, apakah data digital dalam receiver dapat dikeluarkan untuk keperluan tertentu apa tidak. Untuk menunjang kegiatan survey pemetaan, diperlukan receiver yang dapat dihubungkan dengan komputer, yang biasanya menggunakan standar format protocol NMEA.

5) Jumlah kanal. Jumlah kanal (channel) menunjukan berapa jumlah satelit yang dapat diterima dalam satu waktu. Receiver yang ada dipasaran saat ini mempunyai kanal minimal 12 kanal; semakin banyak akan semakin mampu menerima jumlah satelit, yang pada akhirnya dapat memberikan tingkat ketelitian posisi yang baik. Merek tertentu bahkan memiliki jumlah kanal hingga 72 kanal.

6) Kemampuan update data. Update data dan posisi paling lambat biasanya setiap 1 detik (1 hz). Agar dapat diperoleh data lebih rapat untuk menyesuaikan kecepatan wahana survey (misalnya pesawat pada pemetaan udara), kini beberapa merek receiver mampu update data hingga 20 kali per detik (20 hz).

Kombinasi kemampuan tersebut diatas menyebabkan harga GPS receiver sangat bervariasi mulai dari Rp. 2 juta hingga Rp. 200 juta. Kita jangan terkecoh dengan harga murah karena dipastikan yang murah tidak akan mampu untuk aplikasi survey yang menuntut ketelitian tinggi.

Salam,
Heri Sulistyo Budi

1 komentar:

mancing gembira mengatakan...

pak heri, terima kasih atas info tentang GPSnya.
Biasanya GPS memiliki kemampuan menghitung ketinggian (altitude).
Kebetulan saya memiliki blackberry yang ber GPS dengan software bbTracker dan GPSlog, saya bisa melihat koordinat, ketinggian dan kecepatan.
Masalahnya pada 2 handheld bb berbeda dilokasi yang sama, yg satu menunjukan altitude negative (-) dan yang lain menunjukan positive (+). Apakah ada kesalahan pada handheld blackberrynya?
Thx